Pemberitaan di media-media besar mengatakan bahwa Pemerintah berhasil menggandeng perusahaan otomotif asal Amerika Serikat, Tesla Inc untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Sumber daya alam (SDA) yang melimpah menjadi faktor perusahaan besutan Elon Musk tersebut yakin untuk berinvestasi. Lebih mengejutkan lagi, selain baterai listrik, Tesla sebut nama ESS sebagai perangkat lain yang ingin diproduksi di Tanah Air.
Tesla tidak sendirian, Bahlil Lahadalia selaku Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengungkapkan ada dua perusahaan yang sedang diteken oleh Indonesia. “Sebentar lagi yang akan kita teken ini adalah BASF sama Tesla Inc,” ujarnya dalam konferensi pers virtual pada hari Senin (25/1) lalu.
Dilansir dalam motoris.id, Hario Seto selaku Deputi Investasi & Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi pada hari Kamis (28/1) lalu memberikan konfirmasi terkait minat Tesla membangun perusahaan di Indonesia.
“Iya. Tesla sangat berminat untuk berinvestasi di kita (Indonesia). Karena memang, cadangan nikel kita itu besar. Selama tahun 2019 lalu, bahkan kita mencapai 27% dari total pasar nikel dunia. Dan, Tesla sangat memahami bahwa nikel sampai saat ini merupakan satu komponen lithium baterai yang sangat signifikan dan belum tergantikan,” ujar Seto.
Seto menambahkan bahwa dirinya tidak bisa memberikan informasi lebih mendalam disebabkan adanya ketentuan, khususnya perjanjian menjaga rahasia kebijakan perusahaan. Sebagai perusahaan publik yang sahamnya diperdagangkan di bursa saham dunia, Tesla membatasi diri untuk memberikan informasi ke media dan khalayak luas.
Walaupun informasi yang diberikan cukup terbatas, namun ada hal menarik yang tak kalah penting untuk publik tahu. Selain baterai listrik, Tesla sebut nama ESS sebagai perangkat lainnya yang akan diproduksi.
ESS atau kepanjangannya Energy Storage System merupakan perangkat yang mirip dengan baterai listrik, pembedanya yaitu kapasitas ESS jauh lebih besar atau giga battery dibandingkan baterai listrik. Fungsi dari ESS sebagai pengganti pembangkit peaker atau stabilisator. Tesla sudah sebut nama ESS untuk dimasukkan ke dalam list produk yang akan diproduksi, tentu hal ini harus disambut dengan baik oleh publik.
Dengan SDA yang melimpah, faktor yang tak kalah penting ini dinilai selaras dengan kenyamanan investasi antara lain UU Cipta Kerja dan penanganan wabah virus Covid-19 di Indonesia berhasil membawa angin segar bagi mereka, calon investor.
Jika hal ini terwujud, maka dunia akan melihat bahwa Indonesia mampu menjadi produsen baterai listrik dan ESS terbaik.