Setiap tanggal 21 Februari, Indonesia memperingati Hari Peduli Sampah Nasional. Dan rakyat Morowali tahu apa yang harus dilakukan di HPSN 2022 kali ini. Ratusan masyarakat di Morowali yang terdiri dari ragam lapisan masyarakat turun ke jalan untuk membersihkan lingkungan Desa Labota, Kecamatan Bahodopi, Morowali pada Minggu (20/2).
Dalam aksi HPSN 2022 kemarin, diketahui ada 500 orang sebagai relawan dengan fasilitas 10 unit dump truck dan 2 unit wheel loader untuk mengangkut sampah.
Kegiatan ini diikuti tak hanya masyarakat namun juga pelaku industri yaitu Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), lembaga pemerintah Morowali yaitu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Morowali, Pemerintah Kecamatan Bahodopi, personel TNI/Polri, hingga sejumlah komunitas seperti Komunitas Pemerhati Lingkungan Bahodopi, KKPG Morowali, Gondrong Morowali, Pejalan Morowali, beberapa kerukunan pemuda dan masyarakat yang ada di Bahodopi.
Kepala DLH Kabupaten Morowali, Andi Kaharuddin yang diwakili melalui Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah B3, Muhdar Da’ami mengatakan bahwa problem sampah tak hanya menjadi permasalah pemerintah saja. Diperlukan pencarian solusi bersama untuk meminimalisir timbunan sampah yang ada.
“HPSN tahun ini, pemerintah melalui DLH Morowali, berkomitmen akan memprioritaskan program penanganan sampah di Kecamatan Bahodopi. Kita berharap, masalah sampah di Bahodopi dapat ditangani secepatnya,” jelas Muhdar Da’ami.
Sejalan dengan DLH Kab. Morowali, mewakili manajemen PT IMIP, Thomas Denny Bintoro selaku Koordinator Community Relation (Comrel) Departemen External PT IMIP mengungkap bahwa penting bagi seluruh elemen masyarakat untuk bersinergi mengatasi permasalah sampah di Morowali, khususnya di Kecamatan Bahodopi.
Hal pertama yang bisa dilakukan demi mengatasi permasalahan sampah bisa dimulai dari perubahan pola pikir dan perilaku masyarakat terkait penanganan sampah.
“Perusahaan dalam hal ini PT IMIP, selalu berupaya untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik lagi. Keinginan kita semua mendukung prinsip penanganan sampah yang cerdas dan berkesinambungan untuk menjamin masa depan yang bersih dan lebih baik lagi,” jelasnya.
Camat Bahodopi, Tahir mengatakan bahwa persoalan sampah bertumbuh seiring dengan bertambahnya kepadatan penduduk. Terlebih fasilitas pengangkut sampah dan pengelolaan sampah tidak sejalan dengan jumlah sampah yang dihasilkan setiap harinya. Hal ini terjadi pada Desa Labota yang hanya memiliki satu armada pengangkut sampah.
“Jika kita lebih peduli lagi, mulai sekarang masyarakat juga harus secara sadar melakukan pengelolaan sampah secara mandiri juga. Olehnya itu, mari semua kalangan bersama-sama mendukung, membantu supaya lingkungan kita menjadi bersih dan sehat,” kata Tahir.