KOMPAS.com- Sampah tak hanya menjadi masalah di Bumi saja. Di pun, manusia juga meninggalkan jejak sampah. Jumlahnya juga cukup banyak.
Mengutip pemberitaan Kompas.com, Sabtu (7/4/2018) laporan Solar Dynamic Observatory NASA menyebut ada sekitar 100 ton sampah luar angkasa yang terbakar di atmosefer setiap tahun.
Celakanya, benda-benda buatan manusia yang berupa satelit, wahana antariksa, atau roket yang sudah tak berfungsi ini berpotensi membahayakan kehidupan di Bumi jika terjatuh dalam ukuran yang besar.
Tak hanya itu saja, sampah dari ribuan satelit mati di yang masih mengelilingi Bumi itu juga mengancam dan menimbulkan risiko tabrakan dengan wahana antariksa dan satelit lain yang masih aktif, bahkan Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Seperti dikutip dari DW, Jumat (27/11/2020) untuk mengatasi masalah tersebut, Badan Antariksa Eropa ( ESA) akan melakukan misi bersih-bersih.
ESA diketahui telah menandatangani kontrak dengan sebuah perusahaan rintisan, ClearSpace.
Perusahaan asal Swiss tersebut akan meluncurkan misi pembersihan luar angkasa dengan membakar sebagian besar sampah di luar angkasa.
ClearSpace berharap dapat meluncurkan satelit khusus pada tahun 2025 yang dapat mengambil potongan-potongan puing di orbit Bumi.
Saat ini, terdapat ribuan satelit yang tidak berfungsi dan banyak lagi potongan sampah di luar angkasa yang lebih kecil mengelilingi planet ini.
Misi ESA pertama dimulai dengan mempertemukan satelit ClearSpace-1 dengan pecahan roket yang dibuang seberat 112 kg.
Konstruksi kokohnya akan menjadikannya sebagai titik awal yang baik untuk menangkap objek atau beberapa puing sekaligus.
Setelah itu ClearSpace-1 akan menyeret sampah luar angkasa itu keluar dari orbit, sehingga akan terbakar di atmosfer.
“Ibaratnya seperti berlayar di laut lepas dengan kapal-kapal rusak yang masih terapung di atas air. Bayangkan betapa berbahanya kondisi itu,” kata Direktur Jenderal ESA Jan Wörner.
Pendiri dan CEO ClearSpace juga memperingatkan bahaya yang akan dihadapi jika pengiriman satelit terus dilakukan di tahun-tahun mendatang di orbit Bumi.
“Kebutuhannya jelas, yaitu memindahkan satelit-satelit yang sudah tak berfungsi lagi dari orbit Bumi,” ungkap Wörner.
Sebelumnya wahana antariksa Tiangong-1, milik China pernah menggemparkan dunia karena jatuh di Samudra Pasifik selatan pada Senin (2/4/2018). Selain itu juga roket buatan India jatuh di Samudra Atlantik tengah pada Selasa (3/4/2018).
#Luar #Angkasa #Banyak #Sampah #ESA #Lakukan #Misi #BersihBersih
Klik disini untuk lihat artikel asli