KOMPAS.com – Plastik sebagai bagian integral dari kehidupan modern telah memberikan kontribusi besar pada kemajuan industri dan kenyamanan sehari-hari.
Namun, fakta yang memprihatinkan adalah sebagian besar plastik sulit untuk didaur ulang.
Plastik sulit untuk didaur ulang karena terbentuk dari rantai karbon panjang yang memerlukan energi besar untuk terurai, menjadikan proses penguraian plastik oleh bakteri sangat lambat.
Masalah limbah plastik telah menjadi ancaman serius terhadap lingkungan memicu kebutuhan mendesak untuk mencari solusi inovatif.
Dalam konteks ini, para ilmuwan telah membuka jalan baru dengan menciptakan plastik menggunakan karbon dioksida (CO2), memberikan harapan baru untuk produksi plastik yang lebih berkelanjutan.
Plastik ini tahan lama dan mudah di daur ulang
Dilansir dari Science Daily edisi (13/11/2023), penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American Chemistry Society (JACS) telah mengembangkan teknik produksi poliuretan menggunakan CO2 untuk membuat jenis plastik baru yang mudah didaur ulang.
Pendekatan unik ini menggunakan CO2 limbah utama masyarakat, sebagai bahan mentah untuk menghasilkan monomer yang diperlukan dalam pembuatan produk ini.
Thomas Habets, penulis utama studi ini, menjelaskan bahwa struktur monomer dapat dengan mudah diubah memungkinkan pembuatan plastik dengan berbagai sifat.
Plastik ini memiliki struktur seperti jaringan tiga dimensi yang berbeda dari rantai panjang plastik konvensional, menjadikannya lebih tahan lama.
Meskipun termoset sulit didaur ulang poliuretan ini memiliki ikatan kimia dinamis, yang mungkin dapat dibentuk kembali dengan mudah melalui pertukaran ikatan kimia dalam kondisi ringan.
Keuntungan utama dari teknologi ini adalah kemampuannya untuk variasi properti plastik dan opsi daur ulang yang beragam.
Plastik ini bisa didaur ulang dengan membentuk ulang melalui pemanasan, dicampur untuk menciptakan hibrida dengan sifat baru, atau diurai menjadi monomer untuk penghilangan bahan tambahan.
Hal ini menandai langkah awal dalam mengubah limbah CO2 menjadi sumber daya kimia, membuka potensi industri valorisasi CO2 di masa depan.
Christophe Detrembleur, ahli kimia di Universitas Liege, mengapresiasi kemampuan material ini dan melihat potensi teknologi ini sebagai solusi untuk pengembangan plastik berkelanjutan dengan berbagai aplikasi sehari-hari.
Produk yang menggunakan karbon dioksida (CO2) bukanlah hal baru, seperti pada pembuatan soda dan es kering.
Namun, belakangan ini perhatian beralih ke pembuatan produk dengan mengandung CO2 sebagai strategi untuk mengurangi dampak perubahan iklim.
Penggunaan CO2 untuk membuat plastik juga sedang berkembang sebagai solusi untuk mengatasi krisis perubahan iklim dan polusi plastik.
Plastik konvensional dibuat dari bahan bakar fosil dan menyebabkan emisi besar gas rumah kaca.
Dengan membuat plastik dari CO2 diharapkan dapat mengurangi dampak karbon dari siklus hidup plastik.
Namun, tantangan utamanya adalah mengekstraksi CO2 dari atmosfer, mengurangi penggunaan energi, dan menciptakan plastik yang tahan lama atau mudah terurai.
Meskipun sulit, pembuatan plastik dari CO2 dapat menjadi langkah menuju solusi yang lebih ramah lingkungan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
#Ahli #Ciptakan #Plastik #dari #CO2 #untuk #Kurangi #Emisi #Karbon #Halaman
Klik disini untuk lihat artikel asli